Lovita's blog
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Waduk atau danau buatan (man-made lake) adalah genangan air yang terbentuk karena pembendungan sungai yang di bangun oleh manusia, biasanya digunakan untuk keperluan tenaga pembangkit listrik atau irigasi pertanian, juga pariwisata dan olahraga air.
Menurut ahli, plankton tersusun atas jasad-jasad hewani mikroskopis (fitoplankton) dan jasad-jasad hewani (zooplankton) yang terdapat dilaut maupun air tawar, hidup bebas terapung dan pergerakannya bersifat pasif tergantung adanya arus dan air.
Pada praktikum kali ini, praktikan akan melakukan penghitungan jenis-jenis plankton yang ada di waduk FAPERIKA dan menghitung kelimpahan plankton dengan menggunakan rumus indeks.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis plankton apa saja yang terdapat pada perairan (waduk), menghitung kelimpahan plankton dengan metode sapuan dan indeks keanekaragaman jenis menurut beberapa ahli.
Manfaat dari praktikum ini adalah untuk menjaga kelimpahan jenis-jenis plankton agar terjadi keseimbangan di habitat/perairan waduk Faperika.

TINJAUAN PUSTAKA
Plankton merupakan makanan alami larva organisme perairan. Sebagai produsen utama adalah phytoplankton dan konsumennya adalah zooplankton (Dianthani Dani, 2003).
Plankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup melayang di perairan, mempunyai gerak sedikit sehingga mudah terbawa arus, artinya biota ini tidak dapat melawan arus. Mikroorganisme ini baik dari segi jumlah dan jenisnya sangat banyak dan sangat beranekaragam serta sangat padat. Selanjutnya diketahui bahwa plankton merupakan salah satu komponen utama dalam sistem mata rantai makanan (food chain) dan jaringan makanan (food web). Mereka menjadi pakan bagi sejumlah konsumen dalam sistem rantai makanan dan jaring makanan tersebut (Ferianti, 2007).
Plankton memiliki masa aktif yang mirip dengan organisme tingkat tinggi, dimana untuk fitoplankon akan terdapat dalam jumlah besar pada siang hari dan zooplankton pada malam hari.
Plankton merupakan salah satu makhluk hidup yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan yang ada di dalam laut. Plankton disini dapat terbagi menjadi plankton hewani (zooplankton) dan plankton nabati (fotoplankton). Fitoplanton berperan sebagai produsen primer karena fitoplankton dapat membuat makanan sendiri. Sedangkan zooplankton memiliki peran sebagai konsumen pertama karena langnsung memakan produsen primer (Romimohtarto dan Sri Juana, 2005).
Plankton berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai arti mengapung, Plankton biasanya mengalir bersama arus laut. Plankton juga biasanya disebut biota yang hidup di mintakat pelagic dan mengapung, menghanyutkan atau berenang sangat lincah, artinya mereka tidak dapat melawan arus.
Ukuran Plankton sangat beranekaragam dari yang terkecil yang disebut Ultraplankton dengan ukuran <0,005 mikro, Nanoplankton yang berukuran 60-70 mikro, dan Netplankton yang dapat berukuran beberapa millimeter dan dapat dikumpulkan dengan jarring plankton. Makro plankton berukuran besar  baik berupa tumbuhan ataupun hewan (Romimohtarto dan Sri Juana, 2005).
Tabel 1 Pembagian Plankton Berdasarkan Perbedaan Ukuran
Klasifikasi
Margalef
(plankton air tawar)
Dussart
(plankton air laut)
Ultra Plankton
< 5 μ
-
Ultrananno Plankton
-
< 2 μ
Nanno Plankton
5-50 μ
2-20 μ
Mikro Plankton
50-500 μ
20-200 μ
Meso Plankton
500-1000 μ
200-2000 μ
Makro Plankton
>1000 μ
-
Megalo Plankton
-
> 2000 μ

Definisi dan Pengertian zooplankton yang diberikan oleh Nybakken adalah hewan-hewan laut yang planktonik sedangkan fitoplankton merupakan tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis. Plankton merupakan makanan alami larva organisme perairan. Sebagai produsen utama di perairan adalah fitoplankton, sedangkan organisme konsumen adalah zooplankton, larva, ikan, udang, kepiting dan sebagainya.
Fitoplankton (dari phyton Yunani, atau tumbuhan), autotrophic, prokariotik atau eukariotik alga yang hidup dekat permukaan air di mana ada cahaya yang cukup untuk dukungan fotosintesis. Di antara kelompok-kelompok lebih penting adalah diatom, cyanobacteria, dinoflagellates dan coccolithophores (Sunarto, 2010).
Zooplankton (dari zoon Yunani, atau hewan), protozoa atau metazoans kecil (misalnya krustasea dan hewan lainnya) yang memakan plankton lain dan telonemia. Beberapa telur dan larva hewan lebih besar, seperti ikan, krustasea, dan Annelida, termasuk di sini. Zooplankton merupakan biota yang sangat penting peranannya dalam rantai makanan dilautan. Mereka menjadi kunci utama dalam transfer energi dari produsen utama ke konsumen pada tingkatan pertama dalam tropik ecologi, seperti ikan laut, mamalia laut, penyu dan hewan terbesar dilaut seperti halnya paus pemakan zooplankton ( Notji, 2002).
Ukuran plankton sangat beranekaragam dari yang terkecil (ultra plankton) sampai Nanoplanton. Ukurannya yang terlalu kecil dikumpulkan dengan menggunakan jaring plankton  biasa dan dikumpulkan dengan cara mengambil sejumlah besar air laut atau air sungai. Plankton yang ada dia air diendapkan, beberapa waktu kemudian dikumpulkan dari endapan di dasar atau dengan menggunakan sentrfugasi, Netplankton atau mikro plankton. Plankton dapat dikumpulkan dengan banyak cara (Romimohtarto, 2007).
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum pengukuran kualitas air plankton dilakukan pada tanggal 1 April 2014 pukul 13.15-selesai di waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau dan pengamatan dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Manajemen Lingkungan Perairan jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah plankton yang didapatkan dari waduk FAPERIKA dan larutan lugol. Sedangkan alat yang digunakan adalah Plankton net, ember, mikroskop, kalkulator, dan alat tulis.
3.3 Prosedur Praktikum
Ø  Pengambilan contoh plankton dengan menggunakan plankton net dan pengawetan :
Rangkaikanlah mulut plankton net (yang berbentuk kerucut) dengan silinder penampung. Pasangkan penyumbat pada silinder penampung. Air dapat disaring melalui mulut plankton net, volume air contoh yang akan disaring diambil dengan ember dan air yang disaring harus di ketahui. Dengan membuka penyumbat silinder tampunglah sample plankton kedalam botol kecil. Berikan label untuk botol tersebut dan lakukan segera pengawetan. Contoh plankton yang telah didapat dicampur dengan larutan lugol 1%.
Ø  Penghitungan kelimpahan plankton
1.      Metode Sapuan :         N =
Keterangan :    N = Kelimpahan Plankton (sel/L)
                        n = Jumlah individu yang ditemukan
                        A = Volume Air yang disaring ( l )
                        B = Volume air yang tersaring ( l )
                        C = Volume 1 Pipet tetes ( l )
2.      Indeks Keanekaragaman Jenis menurut Shannon-Wienner (H’) :
H’ =
Keterangan :    pi = n/N
                        Log 2 pi = log 2 x log pi
3.      Indeks dominasi jenis organisme plankton menurut Simpson ( C’ ) :
C’ =  =
4.      Indeks keseragaman jenis organisme menurut Pilou ( E ) :
E =
Keterangan :    H’ = Indeks Keanekaragaman Jenis menurut Shannon-Wienner
                        S = banyak jenis yang ditemukan
                                      
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 2 Nilai kelimpahan plankton metode sapuan:
Jenis yang ditemukan
Jumlah ditemukan (n)
Nilai kelimpahan (N)
A
48
2400
B
1
50
C
4
200
D
4
200
E
1
50
F
11
550

Tabel 3 Indeks keanekaragaman jenis menurut Shannon-Wienner
Nama Jenis
N
pi = n/N
log pi
log 2 pi
pi log 2 pi
A
2400
0,7
-0,15
-0,04
-0,03
B
50
0,01
-2
-0,6
-0,006
C
200
0,06
-1,22
-0,36
-0,02
D
200
0,06
-1,22
-0,36
-0,02
E
50
0,01
-2
-0,6
-0,006
F
550
0,16
-0,79
-0,79
-0,04

Tabel 4 Indeks dominasi jenis organisme plankton menurut Simpson
Nama Jenis
n
pi = n/N
pi2 = (n/N)2
A
48
0,7
0,49
B
1
0,01
1x10-4
C
4
0,06
3,6x10-3
D
4
0,06
3,6x10-3
E
1
0,01
1x10-4
F
11
0,16
0,0256

4.2 Pembahasan
Dari sample air yang didapat dari waduk Faperika Unri, terdapat 6 jenis plankton. Jenis A sebanyak 48, jenis B sebanyak 1, jenis C sebanyak 4, jenis D sebanyak 4, jenis E sebanyak 1, dan jenis F sebanyak 11.
Pada metode sapuan (rumus N =  ; A= 25 l , B=125 l , C=0,05 l ) , nilai kelimpahan jenis A adalah 2 ind/L, jenis B dan E adalah 50 ind/L, jenis C dan D adalah 200 ind/L, dan jenis F adalah 550 ind/L.
Pada penghitungan Indeks Keanekaragaman Jenis menurut Shannon-Wienner (H’), jumlah dari pi log 2 pi adalah -0,122. Maka, nilai indeks H’ adalah – (-0,122) = 0,122.
Pada penghitungan Indeks dominasi jenis organisme plankton menurut Simpson ( C’ ), nilai C’ adalah 0,523 (didapat dari C’ =  ) .
Pada penghitungan Indeks keseragaman jenis organisme menurut Pilou ( E ), didapat H’ adalah 0,122 , nilai S adalah 6, dan log S adalah 0,77. Maka, nilai Indeks keseragaman jenis organisme menurut Pilou ( E ) adalah 0,15.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai Indeks Keanekaragaman Jenis menurut Shannon-Wienner (H’) < 1, termasuk rendah artinya keragaman rendah, sebaran individu tidak merata. Nilai Indeks dominasi jenis organisme plankton menurut Simpson ( C’ ) > 0,5 mendekati 1 artinya ada jenis yang dominan muncul. Nilai Indeks keseragaman jenis organisme menurut Pilou ( E ) < 0,5 mendekati 0 artinya keseragaman tidak seimbang.
Jadi, plankton yang terdapat di waduk FAPERIKA memiliki keseragaman yang rendah dan tidak memiliki jenis yang dominan.
5.2 Saran
Untuk mengatasi kurangnya keseragaman, sebaiknya dijaga keseimbangan organisme didalam waduk agar tercipta organisme yang saling dominan seimbang.


DAFTAR PUSTAKA
Fajri, n. And Agustina, 2013. Penuntun Praktikum dan Lembar Kerja Praktikum. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Nontji, 2002. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta
Romimohtarto, 2007. Keanekaragaman Phytoplankton. Widya . Jakarta

Dianthani Dhani, 2003 . Identifikasi Jenis Plankton di Perairan Mura Badak, Kalimantan Timur, (online), (http://www.geocities.com)

Lesson

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Waduk atau danau buatan (man-made lake) adalah genangan air yang terbentuk karena pembendungan sungai yang di bangun oleh manusia, biasanya digunakan untuk keperluan tenaga pembangkit listrik atau irigasi pertanian, juga pariwisata dan olahraga air.
Menurut ahli, plankton tersusun atas jasad-jasad hewani mikroskopis (fitoplankton) dan jasad-jasad hewani (zooplankton) yang terdapat dilaut maupun air tawar, hidup bebas terapung dan pergerakannya bersifat pasif tergantung adanya arus dan air.
Pada praktikum kali ini, praktikan akan melakukan penghitungan jenis-jenis plankton yang ada di waduk FAPERIKA dan menghitung kelimpahan plankton dengan menggunakan rumus indeks.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis plankton apa saja yang terdapat pada perairan (waduk), menghitung kelimpahan plankton dengan metode sapuan dan indeks keanekaragaman jenis menurut beberapa ahli.
Manfaat dari praktikum ini adalah untuk menjaga kelimpahan jenis-jenis plankton agar terjadi keseimbangan di habitat/perairan waduk Faperika.

TINJAUAN PUSTAKA
Plankton merupakan makanan alami larva organisme perairan. Sebagai produsen utama adalah phytoplankton dan konsumennya adalah zooplankton (Dianthani Dani, 2003).
Plankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup melayang di perairan, mempunyai gerak sedikit sehingga mudah terbawa arus, artinya biota ini tidak dapat melawan arus. Mikroorganisme ini baik dari segi jumlah dan jenisnya sangat banyak dan sangat beranekaragam serta sangat padat. Selanjutnya diketahui bahwa plankton merupakan salah satu komponen utama dalam sistem mata rantai makanan (food chain) dan jaringan makanan (food web). Mereka menjadi pakan bagi sejumlah konsumen dalam sistem rantai makanan dan jaring makanan tersebut (Ferianti, 2007).
Plankton memiliki masa aktif yang mirip dengan organisme tingkat tinggi, dimana untuk fitoplankon akan terdapat dalam jumlah besar pada siang hari dan zooplankton pada malam hari.
Plankton merupakan salah satu makhluk hidup yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan yang ada di dalam laut. Plankton disini dapat terbagi menjadi plankton hewani (zooplankton) dan plankton nabati (fotoplankton). Fitoplanton berperan sebagai produsen primer karena fitoplankton dapat membuat makanan sendiri. Sedangkan zooplankton memiliki peran sebagai konsumen pertama karena langnsung memakan produsen primer (Romimohtarto dan Sri Juana, 2005).
Plankton berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai arti mengapung, Plankton biasanya mengalir bersama arus laut. Plankton juga biasanya disebut biota yang hidup di mintakat pelagic dan mengapung, menghanyutkan atau berenang sangat lincah, artinya mereka tidak dapat melawan arus.
Ukuran Plankton sangat beranekaragam dari yang terkecil yang disebut Ultraplankton dengan ukuran <0,005 mikro, Nanoplankton yang berukuran 60-70 mikro, dan Netplankton yang dapat berukuran beberapa millimeter dan dapat dikumpulkan dengan jarring plankton. Makro plankton berukuran besar  baik berupa tumbuhan ataupun hewan (Romimohtarto dan Sri Juana, 2005).
Tabel 1 Pembagian Plankton Berdasarkan Perbedaan Ukuran
Klasifikasi
Margalef
(plankton air tawar)
Dussart
(plankton air laut)
Ultra Plankton
< 5 μ
-
Ultrananno Plankton
-
< 2 μ
Nanno Plankton
5-50 μ
2-20 μ
Mikro Plankton
50-500 μ
20-200 μ
Meso Plankton
500-1000 μ
200-2000 μ
Makro Plankton
>1000 μ
-
Megalo Plankton
-
> 2000 μ

Definisi dan Pengertian zooplankton yang diberikan oleh Nybakken adalah hewan-hewan laut yang planktonik sedangkan fitoplankton merupakan tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis. Plankton merupakan makanan alami larva organisme perairan. Sebagai produsen utama di perairan adalah fitoplankton, sedangkan organisme konsumen adalah zooplankton, larva, ikan, udang, kepiting dan sebagainya.
Fitoplankton (dari phyton Yunani, atau tumbuhan), autotrophic, prokariotik atau eukariotik alga yang hidup dekat permukaan air di mana ada cahaya yang cukup untuk dukungan fotosintesis. Di antara kelompok-kelompok lebih penting adalah diatom, cyanobacteria, dinoflagellates dan coccolithophores (Sunarto, 2010).
Zooplankton (dari zoon Yunani, atau hewan), protozoa atau metazoans kecil (misalnya krustasea dan hewan lainnya) yang memakan plankton lain dan telonemia. Beberapa telur dan larva hewan lebih besar, seperti ikan, krustasea, dan Annelida, termasuk di sini. Zooplankton merupakan biota yang sangat penting peranannya dalam rantai makanan dilautan. Mereka menjadi kunci utama dalam transfer energi dari produsen utama ke konsumen pada tingkatan pertama dalam tropik ecologi, seperti ikan laut, mamalia laut, penyu dan hewan terbesar dilaut seperti halnya paus pemakan zooplankton ( Notji, 2002).
Ukuran plankton sangat beranekaragam dari yang terkecil (ultra plankton) sampai Nanoplanton. Ukurannya yang terlalu kecil dikumpulkan dengan menggunakan jaring plankton  biasa dan dikumpulkan dengan cara mengambil sejumlah besar air laut atau air sungai. Plankton yang ada dia air diendapkan, beberapa waktu kemudian dikumpulkan dari endapan di dasar atau dengan menggunakan sentrfugasi, Netplankton atau mikro plankton. Plankton dapat dikumpulkan dengan banyak cara (Romimohtarto, 2007).
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum pengukuran kualitas air plankton dilakukan pada tanggal 1 April 2014 pukul 13.15-selesai di waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau dan pengamatan dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Manajemen Lingkungan Perairan jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah plankton yang didapatkan dari waduk FAPERIKA dan larutan lugol. Sedangkan alat yang digunakan adalah Plankton net, ember, mikroskop, kalkulator, dan alat tulis.
3.3 Prosedur Praktikum
Ø  Pengambilan contoh plankton dengan menggunakan plankton net dan pengawetan :
Rangkaikanlah mulut plankton net (yang berbentuk kerucut) dengan silinder penampung. Pasangkan penyumbat pada silinder penampung. Air dapat disaring melalui mulut plankton net, volume air contoh yang akan disaring diambil dengan ember dan air yang disaring harus di ketahui. Dengan membuka penyumbat silinder tampunglah sample plankton kedalam botol kecil. Berikan label untuk botol tersebut dan lakukan segera pengawetan. Contoh plankton yang telah didapat dicampur dengan larutan lugol 1%.
Ø  Penghitungan kelimpahan plankton
1.      Metode Sapuan :         N =
Keterangan :    N = Kelimpahan Plankton (sel/L)
                        n = Jumlah individu yang ditemukan
                        A = Volume Air yang disaring ( l )
                        B = Volume air yang tersaring ( l )
                        C = Volume 1 Pipet tetes ( l )
2.      Indeks Keanekaragaman Jenis menurut Shannon-Wienner (H’) :
H’ =
Keterangan :    pi = n/N
                        Log 2 pi = log 2 x log pi
3.      Indeks dominasi jenis organisme plankton menurut Simpson ( C’ ) :
C’ =  =
4.      Indeks keseragaman jenis organisme menurut Pilou ( E ) :
E =
Keterangan :    H’ = Indeks Keanekaragaman Jenis menurut Shannon-Wienner
                        S = banyak jenis yang ditemukan
                                      
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 2 Nilai kelimpahan plankton metode sapuan:
Jenis yang ditemukan
Jumlah ditemukan (n)
Nilai kelimpahan (N)
A
48
2400
B
1
50
C
4
200
D
4
200
E
1
50
F
11
550

Tabel 3 Indeks keanekaragaman jenis menurut Shannon-Wienner
Nama Jenis
N
pi = n/N
log pi
log 2 pi
pi log 2 pi
A
2400
0,7
-0,15
-0,04
-0,03
B
50
0,01
-2
-0,6
-0,006
C
200
0,06
-1,22
-0,36
-0,02
D
200
0,06
-1,22
-0,36
-0,02
E
50
0,01
-2
-0,6
-0,006
F
550
0,16
-0,79
-0,79
-0,04

Tabel 4 Indeks dominasi jenis organisme plankton menurut Simpson
Nama Jenis
n
pi = n/N
pi2 = (n/N)2
A
48
0,7
0,49
B
1
0,01
1x10-4
C
4
0,06
3,6x10-3
D
4
0,06
3,6x10-3
E
1
0,01
1x10-4
F
11
0,16
0,0256

4.2 Pembahasan
Dari sample air yang didapat dari waduk Faperika Unri, terdapat 6 jenis plankton. Jenis A sebanyak 48, jenis B sebanyak 1, jenis C sebanyak 4, jenis D sebanyak 4, jenis E sebanyak 1, dan jenis F sebanyak 11.
Pada metode sapuan (rumus N =  ; A= 25 l , B=125 l , C=0,05 l ) , nilai kelimpahan jenis A adalah 2 ind/L, jenis B dan E adalah 50 ind/L, jenis C dan D adalah 200 ind/L, dan jenis F adalah 550 ind/L.
Pada penghitungan Indeks Keanekaragaman Jenis menurut Shannon-Wienner (H’), jumlah dari pi log 2 pi adalah -0,122. Maka, nilai indeks H’ adalah – (-0,122) = 0,122.
Pada penghitungan Indeks dominasi jenis organisme plankton menurut Simpson ( C’ ), nilai C’ adalah 0,523 (didapat dari C’ =  ) .
Pada penghitungan Indeks keseragaman jenis organisme menurut Pilou ( E ), didapat H’ adalah 0,122 , nilai S adalah 6, dan log S adalah 0,77. Maka, nilai Indeks keseragaman jenis organisme menurut Pilou ( E ) adalah 0,15.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai Indeks Keanekaragaman Jenis menurut Shannon-Wienner (H’) < 1, termasuk rendah artinya keragaman rendah, sebaran individu tidak merata. Nilai Indeks dominasi jenis organisme plankton menurut Simpson ( C’ ) > 0,5 mendekati 1 artinya ada jenis yang dominan muncul. Nilai Indeks keseragaman jenis organisme menurut Pilou ( E ) < 0,5 mendekati 0 artinya keseragaman tidak seimbang.
Jadi, plankton yang terdapat di waduk FAPERIKA memiliki keseragaman yang rendah dan tidak memiliki jenis yang dominan.
5.2 Saran
Untuk mengatasi kurangnya keseragaman, sebaiknya dijaga keseimbangan organisme didalam waduk agar tercipta organisme yang saling dominan seimbang.


DAFTAR PUSTAKA
Fajri, n. And Agustina, 2013. Penuntun Praktikum dan Lembar Kerja Praktikum. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Nontji, 2002. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta
Romimohtarto, 2007. Keanekaragaman Phytoplankton. Widya . Jakarta

Dianthani Dhani, 2003 . Identifikasi Jenis Plankton di Perairan Mura Badak, Kalimantan Timur, (online), (http://www.geocities.com)

Kamis, 08 Mei 2014

Lesson


PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Waduk atau danau buatan (man-made lake) adalah genangan air yang terbentuk karena pembendungan sungai yang di bangun oleh manusia, biasanya digunakan untuk keperluan tenaga pembangkit listrik atau irigasi pertanian, juga pariwisata dan olahraga air.
Menurut ahli, plankton tersusun atas jasad-jasad hewani mikroskopis (fitoplankton) dan jasad-jasad hewani (zooplankton) yang terdapat dilaut maupun air tawar, hidup bebas terapung dan pergerakannya bersifat pasif tergantung adanya arus dan air.
Pada praktikum kali ini, praktikan akan melakukan penghitungan jenis-jenis plankton yang ada di waduk FAPERIKA dan menghitung kelimpahan plankton dengan menggunakan rumus indeks.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis-jenis plankton apa saja yang terdapat pada perairan (waduk), menghitung kelimpahan plankton dengan metode sapuan dan indeks keanekaragaman jenis menurut beberapa ahli.
Manfaat dari praktikum ini adalah untuk menjaga kelimpahan jenis-jenis plankton agar terjadi keseimbangan di habitat/perairan waduk Faperika.

TINJAUAN PUSTAKA
Plankton merupakan makanan alami larva organisme perairan. Sebagai produsen utama adalah phytoplankton dan konsumennya adalah zooplankton (Dianthani Dani, 2003).
Plankton adalah mikroorganisme yang ditemui hidup melayang di perairan, mempunyai gerak sedikit sehingga mudah terbawa arus, artinya biota ini tidak dapat melawan arus. Mikroorganisme ini baik dari segi jumlah dan jenisnya sangat banyak dan sangat beranekaragam serta sangat padat. Selanjutnya diketahui bahwa plankton merupakan salah satu komponen utama dalam sistem mata rantai makanan (food chain) dan jaringan makanan (food web). Mereka menjadi pakan bagi sejumlah konsumen dalam sistem rantai makanan dan jaring makanan tersebut (Ferianti, 2007).
Plankton memiliki masa aktif yang mirip dengan organisme tingkat tinggi, dimana untuk fitoplankon akan terdapat dalam jumlah besar pada siang hari dan zooplankton pada malam hari.
Plankton merupakan salah satu makhluk hidup yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan yang ada di dalam laut. Plankton disini dapat terbagi menjadi plankton hewani (zooplankton) dan plankton nabati (fotoplankton). Fitoplanton berperan sebagai produsen primer karena fitoplankton dapat membuat makanan sendiri. Sedangkan zooplankton memiliki peran sebagai konsumen pertama karena langnsung memakan produsen primer (Romimohtarto dan Sri Juana, 2005).
Plankton berasal dari bahasa Yunani yang mempunyai arti mengapung, Plankton biasanya mengalir bersama arus laut. Plankton juga biasanya disebut biota yang hidup di mintakat pelagic dan mengapung, menghanyutkan atau berenang sangat lincah, artinya mereka tidak dapat melawan arus.
Ukuran Plankton sangat beranekaragam dari yang terkecil yang disebut Ultraplankton dengan ukuran <0,005 mikro, Nanoplankton yang berukuran 60-70 mikro, dan Netplankton yang dapat berukuran beberapa millimeter dan dapat dikumpulkan dengan jarring plankton. Makro plankton berukuran besar  baik berupa tumbuhan ataupun hewan (Romimohtarto dan Sri Juana, 2005).
Tabel 1 Pembagian Plankton Berdasarkan Perbedaan Ukuran
Klasifikasi
Margalef
(plankton air tawar)
Dussart
(plankton air laut)
Ultra Plankton
< 5 μ
-
Ultrananno Plankton
-
< 2 μ
Nanno Plankton
5-50 μ
2-20 μ
Mikro Plankton
50-500 μ
20-200 μ
Meso Plankton
500-1000 μ
200-2000 μ
Makro Plankton
>1000 μ
-
Megalo Plankton
-
> 2000 μ

Definisi dan Pengertian zooplankton yang diberikan oleh Nybakken adalah hewan-hewan laut yang planktonik sedangkan fitoplankton merupakan tumbuhan laut yang bebas melayang dan hanyut dalam laut serta mampu berfotosintesis. Plankton merupakan makanan alami larva organisme perairan. Sebagai produsen utama di perairan adalah fitoplankton, sedangkan organisme konsumen adalah zooplankton, larva, ikan, udang, kepiting dan sebagainya.
Fitoplankton (dari phyton Yunani, atau tumbuhan), autotrophic, prokariotik atau eukariotik alga yang hidup dekat permukaan air di mana ada cahaya yang cukup untuk dukungan fotosintesis. Di antara kelompok-kelompok lebih penting adalah diatom, cyanobacteria, dinoflagellates dan coccolithophores (Sunarto, 2010).
Zooplankton (dari zoon Yunani, atau hewan), protozoa atau metazoans kecil (misalnya krustasea dan hewan lainnya) yang memakan plankton lain dan telonemia. Beberapa telur dan larva hewan lebih besar, seperti ikan, krustasea, dan Annelida, termasuk di sini. Zooplankton merupakan biota yang sangat penting peranannya dalam rantai makanan dilautan. Mereka menjadi kunci utama dalam transfer energi dari produsen utama ke konsumen pada tingkatan pertama dalam tropik ecologi, seperti ikan laut, mamalia laut, penyu dan hewan terbesar dilaut seperti halnya paus pemakan zooplankton ( Notji, 2002).
Ukuran plankton sangat beranekaragam dari yang terkecil (ultra plankton) sampai Nanoplanton. Ukurannya yang terlalu kecil dikumpulkan dengan menggunakan jaring plankton  biasa dan dikumpulkan dengan cara mengambil sejumlah besar air laut atau air sungai. Plankton yang ada dia air diendapkan, beberapa waktu kemudian dikumpulkan dari endapan di dasar atau dengan menggunakan sentrfugasi, Netplankton atau mikro plankton. Plankton dapat dikumpulkan dengan banyak cara (Romimohtarto, 2007).
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum pengukuran kualitas air plankton dilakukan pada tanggal 1 April 2014 pukul 13.15-selesai di waduk Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau dan pengamatan dilakukan di Laboratorium Ekologi dan Manajemen Lingkungan Perairan jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan.
3.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah plankton yang didapatkan dari waduk FAPERIKA dan larutan lugol. Sedangkan alat yang digunakan adalah Plankton net, ember, mikroskop, kalkulator, dan alat tulis.
3.3 Prosedur Praktikum
Ø  Pengambilan contoh plankton dengan menggunakan plankton net dan pengawetan :
Rangkaikanlah mulut plankton net (yang berbentuk kerucut) dengan silinder penampung. Pasangkan penyumbat pada silinder penampung. Air dapat disaring melalui mulut plankton net, volume air contoh yang akan disaring diambil dengan ember dan air yang disaring harus di ketahui. Dengan membuka penyumbat silinder tampunglah sample plankton kedalam botol kecil. Berikan label untuk botol tersebut dan lakukan segera pengawetan. Contoh plankton yang telah didapat dicampur dengan larutan lugol 1%.
Ø  Penghitungan kelimpahan plankton
1.      Metode Sapuan :         N =
Keterangan :    N = Kelimpahan Plankton (sel/L)
                        n = Jumlah individu yang ditemukan
                        A = Volume Air yang disaring ( l )
                        B = Volume air yang tersaring ( l )
                        C = Volume 1 Pipet tetes ( l )
2.      Indeks Keanekaragaman Jenis menurut Shannon-Wienner (H’) :
H’ =
Keterangan :    pi = n/N
                        Log 2 pi = log 2 x log pi
3.      Indeks dominasi jenis organisme plankton menurut Simpson ( C’ ) :
C’ =  =
4.      Indeks keseragaman jenis organisme menurut Pilou ( E ) :
E =
Keterangan :    H’ = Indeks Keanekaragaman Jenis menurut Shannon-Wienner
                        S = banyak jenis yang ditemukan
                                      
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 2 Nilai kelimpahan plankton metode sapuan:
Jenis yang ditemukan
Jumlah ditemukan (n)
Nilai kelimpahan (N)
A
48
2400
B
1
50
C
4
200
D
4
200
E
1
50
F
11
550

Tabel 3 Indeks keanekaragaman jenis menurut Shannon-Wienner
Nama Jenis
N
pi = n/N
log pi
log 2 pi
pi log 2 pi
A
2400
0,7
-0,15
-0,04
-0,03
B
50
0,01
-2
-0,6
-0,006
C
200
0,06
-1,22
-0,36
-0,02
D
200
0,06
-1,22
-0,36
-0,02
E
50
0,01
-2
-0,6
-0,006
F
550
0,16
-0,79
-0,79
-0,04

Tabel 4 Indeks dominasi jenis organisme plankton menurut Simpson
Nama Jenis
n
pi = n/N
pi2 = (n/N)2
A
48
0,7
0,49
B
1
0,01
1x10-4
C
4
0,06
3,6x10-3
D
4
0,06
3,6x10-3
E
1
0,01
1x10-4
F
11
0,16
0,0256

4.2 Pembahasan
Dari sample air yang didapat dari waduk Faperika Unri, terdapat 6 jenis plankton. Jenis A sebanyak 48, jenis B sebanyak 1, jenis C sebanyak 4, jenis D sebanyak 4, jenis E sebanyak 1, dan jenis F sebanyak 11.
Pada metode sapuan (rumus N =  ; A= 25 l , B=125 l , C=0,05 l ) , nilai kelimpahan jenis A adalah 2 ind/L, jenis B dan E adalah 50 ind/L, jenis C dan D adalah 200 ind/L, dan jenis F adalah 550 ind/L.
Pada penghitungan Indeks Keanekaragaman Jenis menurut Shannon-Wienner (H’), jumlah dari pi log 2 pi adalah -0,122. Maka, nilai indeks H’ adalah – (-0,122) = 0,122.
Pada penghitungan Indeks dominasi jenis organisme plankton menurut Simpson ( C’ ), nilai C’ adalah 0,523 (didapat dari C’ =  ) .
Pada penghitungan Indeks keseragaman jenis organisme menurut Pilou ( E ), didapat H’ adalah 0,122 , nilai S adalah 6, dan log S adalah 0,77. Maka, nilai Indeks keseragaman jenis organisme menurut Pilou ( E ) adalah 0,15.
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa nilai Indeks Keanekaragaman Jenis menurut Shannon-Wienner (H’) < 1, termasuk rendah artinya keragaman rendah, sebaran individu tidak merata. Nilai Indeks dominasi jenis organisme plankton menurut Simpson ( C’ ) > 0,5 mendekati 1 artinya ada jenis yang dominan muncul. Nilai Indeks keseragaman jenis organisme menurut Pilou ( E ) < 0,5 mendekati 0 artinya keseragaman tidak seimbang.
Jadi, plankton yang terdapat di waduk FAPERIKA memiliki keseragaman yang rendah dan tidak memiliki jenis yang dominan.
5.2 Saran
Untuk mengatasi kurangnya keseragaman, sebaiknya dijaga keseimbangan organisme didalam waduk agar tercipta organisme yang saling dominan seimbang.


DAFTAR PUSTAKA
Fajri, n. And Agustina, 2013. Penuntun Praktikum dan Lembar Kerja Praktikum. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Nontji, 2002. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta
Romimohtarto, 2007. Keanekaragaman Phytoplankton. Widya . Jakarta

Dianthani Dhani, 2003 . Identifikasi Jenis Plankton di Perairan Mura Badak, Kalimantan Timur, (online), (http://www.geocities.com)